Untuk membuat masakan tongseng yang enak, gurih dan bikin nagih nggak
harus beli dulu di tukang sate. Juga, nggak harus beli daging kambing,
sapi atau tetelannya buat bikin tongseng sendiri di rumah. Berbekal
daging ayam, kita bisa lho membuat tongseng yang enak, gurih, bikin
nagih dan menggugah selera.
Bahan
500 gram daging ayam
100 ml santan kelapa kental
2 gelas besar air
2 buah tomat hijau (belah 4)
1/2 bungkul kol (kubis putih)
1 batang daun bawang
1 lembar daun jeruk
Kecap manis (secukupnya)
Lada bubuk (secukupnya, sesuai selera)
1 batang serai (memarkan)
7 siung bawang merah
4 siung bawang putih3 butir kemiri
15 buah cabai rawit
Ketumbar (secukupnya, haluskan)
Garam (secukupnya)
Gula (secukupnya)
Kaldu ayam bubuk (secukupnya)
Cara Membuat
Cuci daging ayam hingga bersih, potong kecil-kecil sesuai selera.
Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai dan ketumbar, tumis hingga harum.
Masukkan daging ayam ke dalam tumisan bumbu, tambahkan batang serai, daun jeruk dan air secukupnya.
Tambahkan garam, gula dan lada bubuk, masak hingga ayam berwarna putih dan mendekati matang.
Selanjutnya, masukkan bunga kol yang telah dipotong sesuai selera, buah tomat, daun bawang dan santan kelapa.
Masak hingga bumbu meresap, agar rasanya semakin sedap koreksi rasa, tambahkan kaldu ayam bubuk dan kecap manis secukupnya.
Angkat tongseng ayam yang telah matang, sajikan bersama nasi putih hangat, kerupuk dan taburan bawang merah goreng.
Cuci kerang sampai bersih dr kotoran" (serabut, pecahan cangkang) yang menempel
Rendam Kerang dengan Jeruk Nipis selama 1 jam kemudian
cuci kembali dan Rebus sekitar 15 menit dan tambahkan Jahe Geprek dan
Garam Secukupnya.
Tiriskan kerang. Kemudian haluskan bahan halus bisa menggunakan cooper atau ulekan.
Iris memanjang Bawang Bombay kemudian tumis bombay dan
masukan bahan halus hingga aromanya harum. Kemudian tambahkan daun Salam
dan serai yg dimemarkan.
Masukan saus Tomat,saus Sambel,Saus Tiram kemudian koreksi rasa.
Masukan maizena yg sudah dicampur dengan air kedalam masakan. Tunggu sampai memgental dan kerang sudah matang. Siap disajikan
Sedikit Kerupuk Warna Warni (Direbus terlebih dahulu sehingga lembek)
Sedikit Makroni Spiral (Direbus dulu shg lembek)
3 Buah Pangsit Kriuk Kecil
3 Buah Batagor Kecil
Bumbu
3 Bawang Putih
2 Bawang Merah
1 Ruas Kencur Diparut
2 Lembar Daun Jeruk
Sedikit Garam
Sedikit Gula
Sedikit Kaldu (saya pakai yg nonMSG merk Maseko)
Sedikit Saus Dimsum yg sudah jadi, kalau tidak ada bs diganti dengan Saus Tomat
6 Cabai Rawit
Langkah
Haluskan semua bumbu, saya pake chopper, biar praktis dan cepat...
Tumis menggunakan sedikit minyak,setelah harum
tambahkan segelas air putih matang dan semua bahan (Pangsit dan batagor
terakhir agar tetap terasa garing kriuknya). Masak hingga terlihat
matang. Sajikan selagi hangat 🥰
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
menyajikan sejumlah lokasi wisata air terjun yang sangat menarik.
Berbagai keindahan air terjun yang ada disana seakan menarik untuk
dikunjungi dan disaksikan keindahannya. Berbagai wisata air terjun
terbaik dapat kamu kunjungi salah satunya di Curug Bangkong. Curug Bangkong adalah objek wisata yang ada di Kuningan yang mana menawarkan keindahan panorama air terjun dengan keindahan alam yang begitu mempesona. Curug ini berlokasi di Kertawirama, Nusaherang, Kertawirama, Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Air
terjun yang memiliki tinggi 23 meter dan lebar 3 meter ini memiliki
debit air yang sangat kuat, meskipun saat bulan kemarau debit airnya
masih sangat kuat dan mampu mengalir hingga ke sungai yang ada di
samping curug. Sedangkan saat musim penghujan sendiri bedit air semakin
besar hingga terbelah menjadi dua bagian. Inilah yang membuat anda
selalu ingin menyaksikan keindahan yang ada di Curug Kuningan satu ini.
Meskipun sejumlah
fasilitas belum disediakan namun tak menghalangi niat para pengunjung
untuk menyaksikan keindahan alam air terjun Bangkong. Hanya terdapat
satu buah toilet umum yang kondisinya tidak terawat. Namun meskipun
begitu jangan kuatir dengan keindahan yang dimiliki oleh air terjun di KuninganJawa Barat ini.
Sejumlah fasilitas
seperti listrik, tong sampah, mushola dan warung pun masih sepi dan
belum terlihat disana. Jika ada jaraknya masih jauh dari lokasi curug,
sedangkan untuk area parkir sendiri sudah ada namun masih menggunakan
tanah milik warga setempat yang dijadikan sebagai tempat parkir wisata
curug.
Mengenai cerita Curug Bangkong sendiri
konon dulunya ada seorang pertapa yang bernama Wiria yang berasal dari
daerah Ciamis. Saat perjalanan menuju lokasi pertapa secara tidak
sengaja Wiria menemukan sebuah curug dibalik perbukitan yang lebat. Saat
itu batinnya mulai terpanggil dan mulai mendekati curug tersebut.
Setelah mendekat ke
curug, ia yakin bahwa curug ini adalah lokasi yang tepat untuk tempatnya
bertapa. Disela waktu bertapanya, Wiria menyempatkan untuk bergaul ke
masyarakat sekitar. Ia banyak mengajarkan ilmu terutama cara membuat
gula merah. Wiria adalah sosok yang sangat disegani oleh para warga.
Lamanyan waktu sosok
Wiria tiba-tiba menghilang dan warga sempat kehilangkan akan sosok yang
diseganinya. Beberapa warga sempat mencari Wiria ke lokasi curug, namun
sayang sosok yang mereka cari tidak ditemukan. Diduga Wiria menghilang
karena telah menyempurkan pertapanya.
Warga sekitar menyakini
jika sosok Abah Wiria yang mereka sebut, telah menjelma menjadi seekor
kodok. Inilah mengapa air terjun ini diberi nama Curug Bangkong. Bangkong yang dalam bahasa Sunda berarti seekor kodok. Berdasarkan legenda Curug Bangkong, sampai saat ini suara kodok masih sering terdengar disekitar curug.
Dibalik ceritanya, Curug Bangkong Kabupaten Kuningan
juga dianggap sebagai lokasi yang angker. Pada tahun 1970-an ada
seorang warga yang melihat cahaya begitu terang berasal dari dalam curug
Kemudian mengarah ke makam keramat yang diyakini sebagai petilasan
Pangeran Arya Salingsingan, cahaya tersebut kemudian menghilang di area
makam.
Sebagai lokasi wisata yang belum banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Kuningan. Membuat para pengunjung yang ingin menikmati keasrian Curug Bangkong
Nusaheang pun tak perlu membayar biaya masuk ke lokasi. Namun, kamu
akan dikenakan tarif parkir umum kendaraan yang sangat terjangkau.
Untuk jam buka Curug Bangkong
dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore hari. Anda bisa datang
diwaktu tersebut untuk menikmati keindahan langsung yang ditawarkan oleh
air terjun terbaik di Kuningan satu ini.
Akses menuju lokasi pun
dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi saja. Kamu bisa menuju ke
Kecamatan Nusaheang yang berjarak 9 Km dari pusat Kuningan.
Jalanan sudah beraspal, namun karena lokasi curug berada dipegunungan,
maka jalanan berkelok dan sedikit curam pun akan menambah keseruan
selama menuju lokasi curug.
Disepanjang jalan sudah
tersedia plang petunjuk yang mengarah ke lokasi wisata, anda tak perlu
bingung lagi. Sesampainya di pintu masuk area dan di tempat parkir
kendaraan, anda harus melewati jalanan setapak yang mengarah ke Curug Bangkong. Tenang, jaraknya tak jauh dari tempat parkir tadi.
Kabupaten Kuningan menyimpan beragam keindahan alam yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata alam yang menarik di Jawa Barat. Ada berbagai destinasi yang bisa anda kunjungi di Kabupaten Kuningan seperti pegunungan, air terjun, goa, waduk dan lain sebagainya. Salah satu destinasi wisata yang sepertinya belum begitu tersentuh dan masih asri yaitu wisata Gunung Mayana.
Gunung Mayana atau menurut kuncen disebut juga Gunung Sayana (Saayana) yang dalam bahasa sunda artinya semua ada, terletak di Kecamatan Kadugede dengan ketinggian kl. 1000 mdpl menjadikan gunung ini cukup mudah untuk didaki. Gunung Mayana menyimpan potensi wisata yang belum begitu terungkap, meskipun dari sejak jaman dahulu gunung ini sudah menjadi destinasi wisata religi untuk umat islam, namun keberadaannya masih belum begitu tenar seperti objek wisata lainnya di Kabupaten Kuningan. Jalur pendakian menuju pucak Mayana bisa dari empat arah antara lain, dari Ciketak, Sindangjawa, Kadugede dan Desa Nangka plus Longkewang (Sumber: Pikiran Rakyat). Meskipun memang jalur pendakian dari arah Desa Nangka lebih mudah, namun kebanyakan peziarah atau wisatawan lebih menyukai pendakian melalui jalur Desa Sindangjawa, selain jalurnya yang menantang, pendaki juga akan terkesima dengan sajian pemandangan alam sepanjang jalur pendakian yang dilewati.
Rute
Gunung Mayana berada di Kabupaten Kuningan. Berikut akan saya berikan informasi mengenai rute menuju Gunung Mayana.
Bandung. Untuk anda yang berada di Bandung anda bisa langsung naik damri ke Kabupaten Kuningan dan turun di Terminal Cirendang. selanjutnya naik angkot ke Kota Kuningan 03/04 dan turun di Kota Kuningan. Dari Kota Kuningan anda masih harus melanjutkan perjalanan ke Kadugede dengan menggunakan angkot 01/02 selanjutnya anda turun di Alun-alun Kadugede dan bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek (Rp.7000) ke Alun-alun Desa Sindangjawa wetan. Dari sana anda bisa bertanya pada warga atau bertanya pada juru kunci atau wakilnya.
Jakarta. Bagi anda yang berasal dari Jakarta anda bisa naik mobil yang ke arah Kabupaten Kuningan biasanya Luragung dan berhenti di Terminal Cirendang. Untuk rute selanjutnya sama.
Cirebon. Bisa langsung ke Kadugede dengan menggunakan elf yang ke Cikijing dan tutun di alun-alun Kadugede rute selanjutnya sama.
Wisata Religi
Gunung Mayana mungkin dari sejak sekitar kl. 300 tahun atau bahkan 400 tahun yang lalu sering dijadikan objek wisata religi bagi penduduk setempat atau bagi peziarah yang sebagian besar datang dari daerah Cirebon, Indramayu, Banten, Sukabumi dan sebagainya. Di puncak Gunung Mayana terdapat Makam Waliyullah Maulana Syaikh Manshur Mulya Mangkuning Nagara atau yang lebih dikenal dengan nama Maulana Syaikh Manshuruddin yang masih merupakan keturunan Sunan Gunung Djati Syaikh Syarif Hidayatullah dengan silsilah nasab Syeikh Mansurudin bin Sultan Ageng Tirtayasa bin Syeikh Abul Mahali Ahmad Kenari bin Syeikh Abdul Mafakhir bin Syeikh Muhamad Nasrudin bin Syeikh Maulana Yusuf bin Syeikh Maulana Hasanudin – Banten Lama (Sumber: Silsilah Syaikh Manshur) bersama sahabatnya yaitu Syaikh Arya Amir Mukminin. Sejak jaman dahulu pemulasaraan tempat keramat ini dipelihara oleh orang-orang tertentu yang menurut adat dipilih langsung oleh yang ghaib. Pemelihara makam tersebut lazimnya disebut sebagai kuncen, adapun kuncen-kuncen yang selama ini memelihara Gunung Mayana antara lain:
Bapak Candra dari Sindangjawa
Bapak Sepuh Bapak Lazim dari Sindangjawa
Bapak Arhali dari Kadugede
Bapak Kuwu Sumintadisastra dari Kadugede
Bapak Natadikarya dari Sindangjawa
Bapak Nahromi dari Sindangjawa dibantu oleh juru sapu Ibu Emoh dari Sindangjawa.
Setelah meninggalnya Bapak Nahromi, pekuncenan Gunung Mayana belum diwariskan pada siapapun. Namun menjelang akhir wafatnya Bapak Nahromi, banyak diantara warga Desa Sindangjawa yang ingin menjadi kuncen hanya karena alasan-alasan ekonomi.
Selain di Puncak Mayana, wisata religi di kaki Gunung Mayana atau tepatnya di Desa Sindangjawa juga cukup bisa dijadikan destinasi yang cukup potensial, di kaki Gunung Mayana terdapat Makam Waliyullah Mbah Raden Sukma Arya Dibaraja, Kyai Kanjeng Haji Abdurrahman Susuhunan Kalijaga Cirebon dan Nyi Mas Siti Khalimah mereka adalah sesepuh Desa Sindangjawa yang pertama kali membabad desa. Tempat tersebut juga cukup ramai dikunjungi oleh peziarah dari kawasan Kuningan, Cirebon
Ada peristiwa yang cukup mengkhawatirkan terkait pemeliharaan situs ini, di akhir hidup Bapak Nahromi sebagai kuncen, terjadi perebutan kuncen dan terjadi pemugaran oleh orang yang tidak bertanggungjawab terhadap situs yang ada di puncak dan di kaki Gunung Mayana tersebut. Sangat disesalkan, orang-orang yang menginginkan menjadi kuncen disana membongkar kuburan dan merusak tata letak batu dan kuburan dari bentuk aslinya, walhasil yang ada sekarang sedikit berubah dari sebelumnya.
Guna mengisi kekosongan kuncen, ada inisiatif dari keuarga Bapak Nahromi untuk memelihara kedua situs tersebut, diantaranya dilakukan olehBapak Suhyo, Bapak Suryana dan Bapak Pendisebagai anak dan penerus dari Bapak Nahromi.
Bagi peziarah yang akan melakukan ziarah kubur ke daerah Gunung Mayana atau ingin mengetahui mengenai sejarah dan sebagainya selanjutnya bisa menghubungi mereka di Desa Sindangjawa.
Sunset dan Sunrise
Selain wisata religi, ketika di puncak mayana pengunjung juga bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Beberapa waktu lalu saya terkesima dengan indahnya Tebing Keraton di daerah Bandung, namun saya tidak begitu tertarik karena di daerah sayapun hal itu ada, namun belum terekspos. Jika kita bermalam di Puncak Mayana, anda akan disuguhi dengan indahnya sunset dan sunrise disana. Sayang sekali untuk kali ini saya belum bisa memberikan bukti berupa foto agar pembaca lebih percaya. Namun hamparan pegunungan di timur dan di barat Gunung Mayana menjadi garis lintang horizontal yang sangat indah saat mentari terbit atau tenggelam.
Pemandangan Kabupaten Kuningan
Selain dari pemandangan sunset dan sunrise, pengunjung juga dapat melihat hamparan pemandangan Kota Kuningan dan Kabupaten Kuningan yang terhampar dari timur ke barat. Pengunjung juga dapat melihat kokohnya Gunung Ciremai yang sangat indah dari puncak Gunung Mayana. Deretan pegunungan di sebelah timur yang menghampar dan membuat garis horizontal, dan tidak cuma itu, pengunjung juga secara langsung dapat melihat Gunung Slamet di jawa tengah dari puncak Gunung Mayana.